terjawab• terverifikasi oleh ahli Globalisasi, ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum a. neoimprealisme b. neokapitalisme c. liberalisme d. neoliberalisme e. kapitalisme Iklan Jawaban terverifikasi ahli Zeus121 C .liberalisme semoga membantu Sedang mencari solusi jawaban PPKn beserta langkah-langkahnya? IDEOLOGITRANSNASIONAL DI ERA GLOBALISASI : PENGARUHNYA TERHADAP ASWAJA DAN NKRI Prof. Dr. Muhammad Baharun, S.H., M.A.** Dr. H. Abdul Chair Ramadhan, S.H., M.H, MM. *** Istilah globalisasi telah menjadi konsep yang sering digunakan untuk menggambarkan fenomena dunia kontemporer. Dalam banyak definisi, terutama yang berangkat dari kaum globalis, konsep globalisasi merujuk kepada fenomena  SMA Kelas 12 / Ujian Semester 2 (UAS / UKK) Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) SMA Kelas 12 Globalisasi, ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum. a. neoimprealisme b. neokapitalisme c. liberalisme d. neoliberalisme e. kapitalisme Pilih jawaban kamu: A B C D E Soal Selanjutnya > Globalisasi ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum. a. neoimprealisme b. neokapitalisme c. liberalisme d. neoliberalisme e. kapitalisme Jawaban: d 48. Pada abad XXI memasuki era globalisasi ditandai dengan fenomena seperti di bawah ini, kecuali a. menguatkan ruang pribadi b. merupakan era kompetisi Pengaruhglobalisasi ini berdampak pada negara-negara bahwa, negara tidak lagi menjadi aktor tunggal dalam ekonomi-politik internasional. Perannya telah digantikan oleh aktor-aktor baru yang bernaung di bawah bendera lembaga-lembaga internasional, perusahaan-perusahaan multinasional, maupun negara-negara yang menganut paham sistem keterbukaan. perikanan yang dibudidayakan untuk tujuan sumber pangan sehari hari disebut. Nasionalisme di India muncul dengan Didahului lahirnya ajaran-ajaran kebangkitan nasional yang dibawa oleh Pejuang-pejuang muda antara lain di bawah ini kecuali? B Rabindranath Tagore E Swami Narendranath Dutta D Mahmud Shekat pasha A Rammohan Roy Kunci jawabannya adalah C. D Mahmud Shekat pasha. Dilansir dari Encyclopedia Britannica, nasionalisme di india muncul dengan didahului lahirnya ajaran-ajaran kebangkitan nasional yang dibawa oleh pejuang-pejuang muda antara lain di bawah ini kecuali d mahmud shekat pasha. Selama 25 tahun terakhir, banyak penelitian dan riset bergulir mengenai konsep, sejarah, dan perkembangan globalisasi – termasuk berbagai dimensi dan keuntungannya. World Economic Forum berargumen bahwa dunia telah mengalami empat gelombang globalisasi. Organisasi tersebut menerbitkan sebuah artikel yang merangkum perkembangan globalisasi. Menurut artikel tersebut, revolusi industri memunculkan gelombang pertama globalisasi pada akhir abad ke-19, didorong oleh perkembangan transportasi dan komunikasi. Gelombang pertama ini berakhir seiring dengan pecahnya Perang Dunia I pad 1914. Gelombang kedua bangkit setelah Perang Dunia II pada akhir 1945, dan berakhir pada 1989. Gelombang ketiga dimulai ketika tembok Berlin runtuh pada 1989 dan Uni Soviet bubar pada 1991, sebelum akhirnya mandek akibat krisis finansial global pada 2010. Seiring dengan pemulihan pascakrisis, bertumbuhnya ekonomi digital dan intelejensi buatan artificial intellligence, serta naiknya Cina sebagai kekuatan global – gelombang keempat muncul. Belakangan, muncul perdebatan mengenai apakah gelombang keempat tengah mengalami kemunduran dan apakah dunia telah siap untuk menyaksikan gelombang kelima tinggal landas. Persamaan dalam periode kemunduran gelombang pertama dengan dinamika global yang tengah terjadi sekarang cukup mengejutkan. Apakah persamaan yang terpisah jarak satu abad ini berarti kemunduran gelombang keempat akan terjadi? Apakah ada cukup bukti bahwa proses deglobalisasi tengah berlangsung ataukah ini hanya sekadar “slowbalisation” perlambatan globalisasi? Paralel Mundurnya globalisasi selama 30 tahun dari 1914 hingga 1945 merupakan dampak geopolitik dan ekonomi dari Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Faktor lainnya melingkupi Pandemi Flu Spanyol pada 1918-1920; kehancuran pasar saham pada 1929 yang diikuti oleh krisis ekonomi Great Depression pada 1930; dan bangkitnya blok komunis di bawah rezim Stalin pada dekade 1940an. Periode ini lebih jauh ditandai dengan sentimen proteksionisme, kenaikan tarif dan hambatan perdagangan lainnya, serta penurunan perdagangan internasional secara umum. Terdapat paralel yang tidak dapat dimungkiri jika melihat konteks ekonomi global saat ini. Dunia masih berjuang menghadapi pandemi COVID-19 yang membawa dampak yang merugikan bagi perekonomian global, rantai pasokan, dan kesejahteraan masyarakat. Perang Rusia-Ukraina juga memiliki kontribusi terhadap ketidakpastian global dan kelangkaan pangan. Konflik ini juga menyebabkan meroketnya harga gas dan bahan bakar minyak, gangguan lebih jauh terhadap rantai nilai global, dan polarisasi politik. Melonjaknya harga berbagai barang konsumsi dan energi memberikan tekanan terhadap tingkat harga secara umum. Inflasi dunia menanjak agresif untuk pertama kalinya selama 40 tahun. Otoritas moneter di seluruh dunia kini tengah bergelut melawan inflasi. Institusi tata kelola global seperti Organisasi Perdagangan Dunia WTO dan Perserikatan Bangsa-Bangsa PBB, yang berfungsi dengan baik pasca-Perang Dunia II, kini mengalami penurunan pengaruh. Sementara, Perang Rusia-Ukraina membagi perpolitikan dunia menjadi tiga kelompok. Mereka adalah kelompok pendukung invasi, negara-negara netral, serta negara-negara oposisi yang didominasi oleh Amerika Serikat AS, Uni Eropa, dan Inggris. Perpecahan ini menimbulkan tantangan geopolitik yang rumit, yang pelan-pelan mengarah pada perubahan mitra dagang dan regionalisme. Eropa kini mulai mencari pemasok minyak dan gas baru sebagai alternatif dari Rusia. Di sisi lain, indikasi awal perluasan pengaruh Cina di Asia semakin jelas. Dunia yang makin tak terhubung Deglobalisasi didefinisikan sebagai sebuah gerakan menuju dunia yang makin tak terhubung, dengan ciri khas keberadaan berbagai negara bangsa yang kuat, solusi lokal, dan kontrol perbatasan alih-alih institusi global, perjanjian, dan pergerakan bebas. Saat ini, muncul pula perbincangan soal slowbalisation. Terminologi ini pertama kali diperkenalkan oleh pengamat tren dan futurolog Adjiedji Bakas pada 2015 untuk mendeskripsikan fenomena integrasi ekonomi global berkelanjutan melalui arus perdagangan, keuangan, dan lainnya, walaupun pada laju yang sangat melambat. Data globalisasi ekonomi memberikan gambaran yang menarik. Data tersebut menunjukkan bahwa, bahkan sebelum pandemi COVID-19 menyebar pada 2020, perlambatan intensitas globalisasi jelas terlihat. Data yang menampilkan takaran globalisasi melingkupi Ekspor barang dan jasa di tingkat global. Persentase ekspor pada total pendapatan domestik bruto PDB mencapai angka tertingginya di level 31% pada 2008, tepat menjelang gelombang ketiga berakhir. Proporsi ekspor pada PDB global anjlok dan baru mulai pulih pada 2011, atau ketika dunia memasuki tahap awal globalisasi gelombang keempat. Namun, angka ekspor terus mengalami kemunduran, mencapai 28% dari PDB global pada 2018 dan 26% ketika pandemi menyerang pada 2020. Volume arus masuk investasi asing langsung FDI. Arus masuk FDI mencapai puncaknya pada kisaran US$2 triliun Rp triliun pada 2016, sebelum mengalami penurunan dan menyentuh US$1,48 triliun pada 2019. Walaupun arus masuk FDI pada 2020 hanya berkisar di angka US$963 miliar atau 20% di bawah level krisis finansial 2009, angka ini mengalami pemulihan menjadi US$1,58 miliar pada 2021. Persentasi FDI terhadap PDB mengalami kenaikan dari hanya sekitar 1% pada 1989 hingga mencapai puncak 5,3% in 2007. Setelah mengalami penurunan akibat krisis keuangan global, sebelum naik pada 2015 dan 2016 ke kisaran 3,5%. Angka ini kembali amblas ke level 1,7% pada 2019 dan 1,4% pada 2020. Seiring perkembangan zaman, perusahaan multinasional menjadi motor penggerak globalisasi ekonomi. Jumlah mereka mengindikasikan kemauan perusahaan untuk berinvestasi di luar batas negaranya. UN Conference on Trade and Development UNCTAD melaporkan bahwa terdapat perusahaan multinasional yang beroperasi pada 2008. Angka ini menyusut menjadi pada 2017. Data arus modal swasta dunia termasuk investasi asing langsung, arus ekuitas portofolio, pengiriman uang, dan pinjaman sektor swasta tidak tersedia. Namun, Data Organisation for Economic Co-operation and Development OECD menunjukkan bahwa arus modal swasta untuk negara-negara pelapor mencapai titik tertinggi sepanjang masa sebesar US$414 miliar pada 2014, diikuti dengan tren penurunan menjadi US$229 miliar pada 2019, dan arus keluar negatif sebesar US$8 miliar pada 2020. Tren penurunan ini semakin termaterialisasi dengan fragmentasi hubungan ekonomi yang makin dalam akibat fenomena Brexit dan relasi problematis antara AS dan Cina, terutama pada era kepemimpinan Presiden AS Donald Trump. Bagaimana selanjutnya? Pertanyaannya sekarang adalah apakah data yang ada mengindikasikan kemunduran dari globalisasi, seperti yang terjadi pada gelombang pertama satu abad lalu; atau itu hanya proses deglobalisasi; atau slowbalisation untuk mengantisipasi pemulihan ekonomi dunia setelah terdampak pandemi COVID-19 dan Perang Ukraina? Kesamaan antara gelombang pertama globalisasi dengan peristiwa global yang berlangsung saat ini sangat besar, meski terjadi dalam tatanan dunia yang sangat berbeda. Dinamika yang saat ini membentuk dunia – seperti kemajuan teknologi, era digital, dan kecepatan penyebaran teknologi dan informasi – tentu akan mempengaruhi intensitas kemunduran pada ketergantungan yang ada pada globalisasi. Negara bangsa telah menyadari bahwa menyepakati kontrak dan perjanjian dengan perusahaan-perusahaan dari negara lain secara sembarangan bisa menyebabkan masalah. Oleh karena itu, mitra dagang dan investasi harus dipilih dengan cermat. Peristiwa-peristiwa yang terjadi selama tiga tahun ke belakang menunjukkan bahwa perekonomian dunia sangat terintegrasi. Meskipun banyak contoh pendekatan proteksionisme dan kebijakan yang fokus pada ranah domestik, dunia tidak mungkin seutuhnya mundur dari globalisasi. Fenomena yang paling mungkin terjadi adalah fragmentasi, yaitu rantai pasok menjadi lebih fokus pada tingkat kawasan. Peraih Nobel di bidang ekonomi, Joseph Stiglitz merujuk langkah ini sebagai “friend shoring” mengarahkan rantai pasok ke mitra sahabat, sebuah frasa yang dicetuskan oleh Menteri Keuangan AS Janet Yellen. Sekarang ini, cukup jelas bahwa proses globalisasi menunjukkan baik karakteristik deglobalisasi maupun slowbalisation. Selain itu, cukup jelas bahwa guncangan eksternal global yang terjadi menunjukkan perlunya pemikiran ulang, pengaturan ulang tujuan, dan reformasi proses globalisasi secara menyeluruh. Hal-hal ini kemungkinan akan mengarahkan dunia pada gelombang globalisasi kelima. - Proses terjadinya GlobalisasiTahapan atau fase proses terjadinya globalisasi adalah melalui serangkaian proses atau pengkelompokkan fase yang dimulai dari perdagangan internasional. Bisa dibilang bahwa sejarah lahirnya globalisasi dipengaruhi oleh faktor terjadinya globalisasi berpengaruh pada kehidupan sosial masyarakat dunia. Perubahan pada kehidupan sosial tersebut menjadikan hubungan antara manusia tidak terbatas oleh geografis dan tata letak dan Proses Terjadinya GlobalisasiPengertian globalisasi secara umum adalah proses mendunianya suatu hal sehingga batas antara negara menjadi hilang. Globalisasi bisa didukung oleh berbagai faktor, seperti perkembangan teknologi, transportasi, ilmu pengetahuan, dan juga telekomunikasi yang kemudian berpengaruh pada perubahan berbagai aspek kehidupan dalam masyarakat. "Semua hal yang terjadi yakni hubungan sosial akhirnya menjadi intens antar penduduk di dunia ini dan menghubungkan satu peristiwa dengan peristiwa lainnya yang menghasilkan dampak timbal balik antara satu wilayah dengan wilayah yang lainnya sehingga berkembang luas sampai aspek-aspek kehidupan antara keduanya." ~ Anthony GiddensGlobalisasi juga bisa berarti proses integrasi internasional yang terjadi karena adanya pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Menurut buku Globalisasi dan Komunikasi, Astrid S. Susanto, 1993, adanya kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet adalah faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan aktivitas ekonomi dan terjadinya globalisasi terdiri dari beberapa tahap, yaituTahap pertama manusia mulai mengenal perdagangan InternasionalBenih-benih globalisasi tumbuh saat manusia mulai mengenal perdagangan antarnegara, berabad-abad silam, bahkan sebelum Masehi. Perdagangan yang terjadi antarnegara bukan hanya sebatas pertukaran barang dan jasa, melainkan terjadi pula pertukaran informasi dan transfer nilai-nilai kedua penyebaran agama dan transformasi ilmu pengetahuanPada kisaran tahun 1000 dan 1500 Masehi para pedagang Tiongkok dan India menelusuri negara lain melalui jalan darat atau yang dikenal dengan jalur sutra yang menjadi cikal bakal perdagangan bebas. Secara umum, tahap kedua ini ditandai adanya dominasi perdagangan dan penyebaran agama serta ilmu pengetahuan kaum muslim di Asia, Afrika, dan Eropa. Kaum muslim membentuk jaringan perdagangan yang meliputi Jepang, Tiongkok, Vietnam, Indonesia, Malaka, India, Persia, Pantai Afrika Timur, Laut Tengah, Venesia, dan ketiga perkembangan industri dan teknologiTahap ketiga proses globalisasi ditandai dengan kebangkitan bangsa-bangsa Eropa dalam menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Kebangkitan tersebut diwujudkan dengan semangat bangsa Eropa untuk menguasal sumbendaya alam di belahan dunia Eropa yang menjadi pelopor eksplorasi dunia antara lain Spanyol, Portugis, lnggris, dan Belanda. Kondisi tersebut dapat dilihat pada eksploitasi dan penjajahan yang dilakukan oleh bangsa-bangsa Eropa di seluruh keempat berkembangnya pasar bebasArus globalisasi terus berkembang dan mendapat momentumnya saat perang dingin berakhir dan komunisme yang di pelopori oleh Uni Sofiet runtuh. Runtuhnya komunisme seakan memberi pembenaran bahwa kapitalisme merupakan jalan terbaik dalam mewujudkan kesejahteraan paham yang berkembang, yaitu paham kapitalisme ini membuka wawasan bahwa perkembangan globalisasi dalam tahap terakhir ialah menggunakan pasar bebas yang berlaku dan terus dikembangkan dari waktu ke waktu. Tahapan proses globalisasi inilah yang kemudian bertahan dan terus dikembangkan di belahan negara-negara di dunia hingga saat ini. Globalisasi memiliki ciri-ciri sebagai berikutTerjadinya kemajuan dan perkembangan teknologi dalam berbagai aspek, contohnya dengan kehadiran internet yang memudahkan komunikasi antar satu sama lain menjadi lebih efisienTerjadinya kerjasama ekonomi antar negara di dunia yang menyebabkan adanya ketergantungan antara pasar dan produksi ekonomi negara. Kesepakatan kerjasama inilah yang membuat proses globalisasi terus berjalan tanpa berbagai macam masalah bersama yang harus diselesaikan, contohnya seperti pencemaran lingkungan, krisis multinasional, dan lain interaksi yang mengakibatkan adanya pertukaran budaya atau akulturasi tanpa disadari. Seiring berkembangnya zaman dan perkembangan teknologi, pertukaran budaya semakin mudah terjadi dan cepat mempengaruhi satu sama lain. DNR - Dunia ini masuk era globalisasi, di mana terjadi percepatan pergerakan dalam pertukaran banyak hal, mulai dari manusianya, barang, jasa hingga praktik budaya. Globalisasi mendorong dan meningkatkan interaksi antara berbagai wilayah dan populasi di seluruh Melansir You Matter, dalam geografi, pengertian globalisasi adalah sekumpulan proses ekonomi, sosial, budaya, teknologi, kelembagaan yang berkontribusi pada hubungan antara masyarakat dan individu di seluruh dunia. Ini adalah proses progresif di mana pertukaran dan aliran antara berbagai belahan dunia diintensifkan. Dalam perekonomian, menurut Committee for Development Policy, globalisasi adalah proses meningkatnya saling ketergantungan ekonomi dunia sebagai akibat dari meningkatnya skala lintas perdagangan perbatasan komoditas dan jasa, arus modal internasional dan penyebaran teknologi yang luas dan cepat. Itu mencerminkan ekspansi berkelanjutan dan integrasi bersama dari perbatasan pasar dan signifikansi yang berkembang pesat dari informasi dalam semua jenis kegiatan produktif dan pemasaran adalah dua kekuatan pendorong utama untuk globalisasi ekonomi. Baca juga Pangeran Philip Wafat, Pangeran Harry Akan Pulang ke Inggris, Meghan Ikut? Era sejarah Globalisasi, menurut catatan sejarah, bukanlah suatu proses yang baru saja terjadi pada era modern kini. Fenomena global telah terjadi tahun lalu, pada awal sejarah manusia, sebagaimana dikutip dari You Matter. Dilandasi dengan pengertian bahwa manusia adalah makhluk yang memiliki keingintahuan yang tinggi untuk menjajaki banyak hal dan menjelajah. Sepanjang waktu, perdagangan atau pertukaran budaya masyarakat berkembang. Selain itu, fenomena migrasi juga telah berkontribusi pada pertukaran populasi dengan ragam budayanya. Saat ini, dalam bentuk traveling pertukaran budaya berlangsung lebih cepat. Fenomena ini terus berlanjut sepanjang sejarah, terutama melalui penaklukan militer dan ekspedisi eksplorasi. Namun baru kemajuan teknologi di bidang transportasi dan komunikasi yang mempercepat globalisasi. Khususnya setelah paruh kedua abad ke-20, perdagangan dunia meningkat pesat sedemikian rupa dalam dimensi dan kecepatan, sehingga istilah "globalisasi" mulai umum digunakan. Baca juga Seperti Apa Kehidupan di Negara Paling Bahagia Sedunia? WNI di Finlandia Bercerita... Dampak Globalisasi, suatu gerakan besar di dunia, apa saja dampaknya? Tentu saja tidak selalu positif, tapi ada dampak negatif dari globalisasi. Berikut 5 dampak positif dari globalisasi Pertama, globalisasi telah menyebabkan peningkatan tajam dalam perdagangan dan pertukaran ekonomi, tetapi juga multiplikasi pertukaran keuangan. Pada 1970-an ekonomi dunia terbuka dan perkembangan kebijakan perdagangan bebas mempercepat fenomena globalisasi. Antara 1950 dan 2010, ekspor dunia meningkat 33 kali lipat. Ini secara signifikan berkontribusi pada peningkatan interaksi antara berbagai wilayah di akselerasi pertukaran ekonomi ini telah menghasilkan pertumbuhan ekonomi global yang kuat juga. Baca juga Apa Itu Nation of Islam? Ketiga, globalisasi mendorong perkembangan industri global dengan pesat yang memungkinkan banyak pertukaran teknologi dan komoditas. Keempat, mempermudah pertukaran modal di antara para pemain keuangan dunia. Globalisasi keuangan ini telah berkontribusi pada kebangkitan pasar keuangan global di mana kontrak dan pertukaran modal berlipat ganda. Kelima, pertukaran dan perkembangan budaya. Artinya, ada pertukaran informasi soal perbedaan adat istiadat dan kebiasaan di antara masyarakat lokal dari seluruh dunia. Pada saat yang sama, buku, film, dan musik yang menggambarkan identitas budaya suatu negara, kini tersedia secara instan di seluruh dunia Baca juga 28 Negara Berbentuk Kerajaan yang Masih Eksis di Dunia, Apa Sajakah Itu? Berikut 5 dampak negatif dari globalisasi Pertama, menghomogenkan budaya dunia. Itulah mengapa ciri-ciri budaya tertentu dari beberapa negara menghilang, dari bahasa hingga tradisi atau bahkan industri tertentu. Kedua, hanya beberapa aktor negara, perusahaan, individu yang lebih diuntungkan dari fenomena globalisasi. Sedangkan, yang lain terkadang dianggap sebagai “pecundang” globalisasi. Faktanya, laporan dari Oxfam mengatakan bahwa 82 persen dari kekayaan yang dihasilkan dunia diberikan kepada 1 persen populasi, seperti yang dilansir dari You Matter. Ketiga, globalisasi berdampak negatif terhadap lingkungan. Baca juga Simbol Setanisme dalam Era Modern, Apa Artinya? Perkembangan besar-besaran transportasi yang telah menjadi dasar globalisasi, juga bertanggung jawab atas masalah lingkungan yang serius seperti emisi gas rumah kaca, pemanasan global atau polusi udara. Distribusi barang di seluruh dunia juga menimbulkan masalah sampah yang besar, terutama yang menyangkut polusi plastik. Keempat, globalisasi menyebabkan pengangguran dunia, meskipun hal itu membawa beberapa kesempatan kerja. Terlepas dari kenyataan bahwa itu membawa peluang kerja ke global, tetapi itu masih disalahkan untuk situasi saat ini, seperti yang dilansir dari UK Essays. Misalnya, Indonesia menghadapi pengangguran dan kemiskinan yang meningkat ke tingkat yang tidak dialami dalam dua dekade, kondisi kesehatan yang memburuk, dan lingkungan alam yang rusak Piasecki R dan Wolnicki M., 2004 Kelima, globalisasi telah menyebabkan penyebaran budaya dan pengaruh barat dengan mengorbankan budaya lokal di negara berkembang. Misalnya gaya berpakaian dan kebiasaan makan, bahasa. Baca juga Apa Pentingnya Lapisan Es Abadi di Bumi? Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Mari bergabung di Grup Telegram " News Update", caranya klik link kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel. – Globalisasi adalah proses terhubung dan meningkatnya interaksi antara manusia di seluruh belahan dunia. globalisasi memberikan dampak bagi hampir seluruh bidang kehidupan manusia, salah satunya pendidikan. Apakah perubahan positif sebelum dan sesudah era globalisasi di bidang pendidikan? Berikut adalah jawabannyaPerubahan positif sebelum era globalisasi Perubahan positif sebelum era globalisasi di bidang pendidikan, di antaranya Ilmu pengetahuan harus diperjuangkan Sebelum adanya globalisasi, informasi dan ilmu pengetahuan jauh lebih sulit diakses. Tidak seperti zaman sekarang yang jika ingin mengetahui sesuatu, kita hanya perlu membuka telepon pintar dan membuka aplikasi pencarian. Sebelum globalisasi informasi seperti buku, artikel, jurnal ilmiah, dan juga makalah harus didapatkan dengan perjuangan. Sehingga membentuk semangat belajar yang lebih tinggi pada anak-anak. Baca juga Tujuan Kerja Sama ASEAN di Bidang PendidikanInformasi yang didapatkan lebih terkontrol Sebelum adanya globalisasi, pertukaran informasi lebih terkontrol terutama pada siswa dalam masa pendidikan. Informasi yang mengandung konten kekerasan, pornografi, kenakalan remaja dan penurunan moral lainnya cenderung lebih sulit diakses. Penyebaran informasi yang lebih terkontrol sebelum globalisasi mendukung pembentukan karakter dan pembentukan moral dalam dunia pendidikan. Terjaganya tradisi dan budaya lokal Sebelum adanya globalisasi, tradisi dan kebudayaan lokal lebih terjaga. Saodah dan kawan-kawan dalam jurnal Pengaruh Globalisasi terhadap Siswa Sekolah Dasar 2020 arus globalisasi yang cepat dapat menggerus kebudayan lokal sebuah negara. Menciptakan gaya hidup seperti selebritas dari luar negeri. Selain menggerus tradisi dan budaya lokal, globalisasi juga dapat menggerus rasa nasionalisme. Hal ini tidak terjadi sebelum adanya globalisasi. Sehingga tidak adanya globalisasi dapat menjaga nilai-nilai kebudayaan, tradisi, juga rasa nasionalisme. Baca juga Faktor Penyebab Sebagian Negara Masih Tertinggal dalam Bidang Pendidikan

globalisasi ini muncul bersamaan dengan kebangkitan kembali kaum